Apple 's Siri begins to cast a shadow on industry

0 comments
My first real alert to Siri came in early October, the day before the iPhone 4s launch.  I had heard about it earlier, in April 2010, when Apple made its mysterious purchase from SRI, but hadn’t paid it much attention since.

The alert came in the form of a quick note from a friend in response by my pre-launch coverage of the iPhone 4s, which noted that Apple likes to introduce some capability with each product update that makes an upgrade compelling, even from the most recent model.  I got as far as indicating that the innovation that would make people buy didn’t have to be hardware.  It could be software or a service.  But I didn’t see Siri itself.
My friend said, “The big thing to watch is the Siri integration … If it works well and is well integrated (as you would expect from Apple), it could very well be a game-changer.”

Android IOS copy? We asked Google product manager

0 comments
Android iOS elements copied from Apple? It is an issue that senior management for the operating system Google Android want to participate in.

Hugo Barra, director of product management for Google's Android in London insisted Tuesday that he had not heard of the revelations that emerged on Friday from the biography of Steve Jobs: that the late chief executive of Apple, "vowed Android destroy "and was so enraged by what he saw as the copy implemented in Android 2.1 on HTC phones launched in January 2010, Eric Schmidt called a meeting in March and said he wanted it stopped.

Android beats iOS App downloads

0 comments

The Android operating system is already a leader in application downloads total other reference point in the race to dominate the smartphone market, according to ABI Research. 


The market research firm in Singapore, Android's office said iOS beat in the second quarter of this year with 44 percent of mobile application downloads delivered to Android devices, compared with 31 percent iOS gadgets will. 

Tugas SoftSkill Bahasa Indonesia

0 comments
1. Jelaskan apa yang menyebabkan ragam bahasa dan berikan contohnya !

Hal-hal yang menyebabkan timbulnya ragam bahasa diantaranya adalah letak geografis, bahasa,

adat istiadat, budaya, dan faktor sejarah atau orang terdahulu yang menggunakan bahasa tersebut

didaerah masing-masing.

contoh : misalnya saja dilingkungan kampus ada 2 orang bersuku lampung bertemu, dan berbicara

menggunakan bahasa ambon, hal ini tentu saja sulit dimengerti bagi orang yang mengetahui

bahasa ambon.

selain faktor di atas ada pula faktor lain yang menyebabkan ragam bahasa yaitu topik yang

dibicarakan serta lawan bicara.
Pembicaraan orang IT tentu saja berbeda dengan pembicaraan orang kesehatan atau orang dari

bidang ilmu lainnya, banyak istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti oleh orang yang bukan

dibidangnya.

Contoh ragam bahasa diantaranya :

A. Ragam bahasa berdasarkan media/sarana

1. Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem

sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal.

Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan,

air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.

2. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf

sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di

samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita

dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,

ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam

mengungkapkan ide.

Contoh
Ragam bahasa lisan Ragam bahasa tulis
1. Putri bilang kita harus pulang -> Putri mengatakan bahwa kita harus pulang
2. Ayah lagi baca koran -> Ayah sedang membaca koran
3. Saya tinggal di Bogor -> Saya bertempat tinggal di Bogor

B. Ragam bahasa berdasarkan penutur

1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang

digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di

Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda.

Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat

melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang

Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.

2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang

tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya

fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan

mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam

bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu

bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

contoh:

1) Ira mau nulis surat -> Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil -> Saya akan menceritakan tentang Kancil.

3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur.
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap

penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai.

Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap

tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor

kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca,

akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara

akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin

rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi/formal, baik lisan maupun

tulisan.

Bahasa baku dipakai dalam :
a. Pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan

kuliah/pelajaran;
b. Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan

pejabat;
c. Komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang;
d. Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.

Segi kebahasaan yang telah diupayakan pembakuannya meliputi
a. Tata bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat, pedomannya adalah buku Tata

Bahasa Baku Indonesia;
b. Kosa kata berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);
c. Istilah kata berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah;
d. Ejaan berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD);
e. Lafal baku kriterianya adalah tidak menampakan kedaerahan.

C. Ragam bahasa menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian

Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok

persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa

yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan

kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan

bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi.

Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula

dengan istilah laras bahasa.

Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang

khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang

digunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran;

improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni; pengacara, duplik,

terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum; pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam

lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang

dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-

kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran/majalah, dll. Contoh kalimat yang

digunakan dalam undang-undang.

2. Jelaskan perbedaan Istilah Umum dan Istilah Khusus dalam penggunaan wacana, dan berikan

contohnya !

Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata

khusus ialah kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya.

Contoh:

Umum : Darta menggendong adiknya sambil membawa buku dan sepatu.
Khusus : Darta menggendong adiknya sambil mengapit buku dan sepatu.

Umum : Bel berbunyi panjang tanda pelajaran habis.
Khusus : Bel berdering panjang tanda pelajaran habis.

Contoh lain misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair,

lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata

khususnya adalah lele lokal, lele dumbo.

Contoh penggunaan :
Kata Umum biasanya digunaan pada penggunaan bahasa pada artikel, jurnal, surat kabar, editorial

& media massa, sedangkan
Kata Khusus biasanya digunakan pada penggunaan bahasa pada penulisan ilmiah, skripsi,

disertasi, dan tesis


3. Jelaskan pola kalimat dasar bahasa Indonesia!

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan

pola intonasi akhir. Kalimat terdiri dari berbagai unsur seperti subyek, predikat, objek,

pelengkap, dan keterangan. Sebuah kalimat dikatakan sempurna bila memiliki minimal dua unsur,

yaitu subyek dan predikat.

1. Subyek (S)
• Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.
• Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.
• Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.

Contoh :
o Siwy adalah seorang aktor dan penyanyi.
o Super Jack adalah boyband favoritku.
o Buku itu dibeli oleh Kibum.

2. Predikat (P)
• Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.
• Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
• Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.

Contoh :
o Bambang menyanyi dengan merdu.
o Yudha memasak nasi goreng.
o Lala membaca majalah.

3. Objek (O)
• Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
• Biasanya terletak di belakang predikat.
• Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.

Ada dua macam objek, yaitu :

o Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang

merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.



Makna objek penderita :

1. Penderita
Contoh : Kikan mencoret-coret tembok.

2. Penerima
Contoh : James memakai baju Hector.

3. Tempat
Contoh : Super Junior datang ke Indonesia.

4. Alat
Contoh : Koko melempar bola ke Sam.

5. Hasil
Contoh : Danar mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.

o Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.

Makna objek penyerta :
1. Penderita.
Contoh : Sunny memberikan Shely komputer baru.
2. Hasil.
Contoh : Ryan membelikan orangtuanya rumah.
4. Keterangan (K)
• Hubungannya dengan predikat renggang.
• Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
• Terdiri dari beberapa jenis :
o Keterangan Tempat
Hana akan konser di Singapore.
o Keterangan Alat
Dalam drama itu, Kiki memukul Shinta dengan panci.
o Keterangan Waktu
Shidy akan kembali ke Korea pukul 11 malam.
o Keterangan Tujuan
Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
o Keterangan Cara
Mereka memperhatikan koreo dengan seksama.
o Keterangan Penyerta
Eni pergi bersama Doni.
o Keterangan Similatif
Yoyo memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
o Keterangan Sebab
Dia sangat sukses sekarang karena giat bekerja.

5. Pelengkap (Pel.)
• Terletak di belakang predikat.
• Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif.

Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat

pasif, bukan pelengkap.

Contoh :
o Kiky memberikanku novel bagus.
o Harry menghadiahkan orangtuanya restoran baru.
o Mahkota itu bertahtakan mutiara.

Pola Kalimat

Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990: 32) mengungkapkan pola :
1. S-P
Kintan tidur.

2. S-P-O
Shinta makan gorengan.

3. S-P-Pel
Cincinnya bertahtakan berlian.

4. S-P-K
Jams bond konser di Tokyo Dome.

5. S-P-O-Pel
Yoga menamai kura-kuranya Damar.

6. S-P-O-Pel-K
Setiap pagi Hasan membuatkan semua member nasi goreng.

7. S-P-O-K
Eman minum susu strawberry setiap hari.

8. S-P-Pel-K.
Semua member sedih ketika Kany masuk militer.

4. Jelaskan syarat-syarat kalimat efektif !

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran

pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga

kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

Kriteria kalimat efektif :
1. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
2. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.

Syarat pertama bagi kalimat efektif mempunyai struktur yang baik. Artinya kalimat itu harus

memiliki unsur-unsur subjek dan predikat, atau bisa di tambahkan dengan objek, keterangan dan

unsur-unsur subjek, predikat,objek, keterangan, dan pelengkap melahirkan keterpaduan arti yang

merupakan ciri keutuhan kalimat.
- Subjek adalah unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat.
- Predikat adalah sebagai unsur kata kerja.
- Objek adalah Unsur yang dikenai kerja oleh subyek.
- Keterangan dapat berupa keterangan waktu ataupun tempat selama kejadian.
- Pelengkap adalah unsur yang melengkapi kalimat yang tak berobyek.

Syarat-syarat kalimat efektif:
1. Kesepadanan dan Kesatuan
Untuk dapat mencapai kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat efektif, perlu di perhatikan

beberapa hal karena kesepadanan ini memiliki ciri.
- Memiliki fungsi Subjek dan predikat
- Kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat
- Gagasan pokok
- Penggabungan dengan menggunakan “yang”, “dan”
- Penggabungan Menyatakan “sebab”, “waktu”
- Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan tujuan

2. Kesejajaran
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam

susunan serial.

3. Penekanan dalam kalimat
Seorang pembicara biasanya akan memberikan penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat

ucapan, meninggikan suara dan sebagainya pada bagian kalimat tadi.

4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk

lainnya yang di anggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkup gramatikal dan makna kata.

5. Kevariasian
Dalam menulis sebuah tulisan, kevariasian sangatlah penting. Hal tersebut di karenakan, apa ila

tulisannya panjang, pembacanya akan merasa bosan. Oleh karena itu kevariasian sangatlah

penting, agar sang pembaca tidak merasa jenuh saat membaca tulisan sang penulis.

Pengertian Paragraf (Alenia)

0 comments
Pengertian Paragraf (Alenia)


Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan juga bisa disebut dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.


Dalam paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.


Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.


DIKSI

0 comments
ISI

A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata

Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.

Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
  2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
  3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.