IKLIM INVESTASI
1. Kondisi Perekonomian Menuju Tahun 2030
Indonesia merupakan tempat yang berpotensi sebagai tempat tujuan utama untuk berinvestasi dalam jangka panjang, karena: (1) memiliki tenaga kerja dan konsumen besar serta sejumlah SME yang besar pula; (2) memiliki berbagai macam kekayaan alam yang melimpah; (3) cuaca dan lokasi geografis memberikan potensi yang tidak ada duanya bagi produksi yang berkelanjutan dan terbarukan; (4) terbukti memiliki catatan kestabilan yang terpercaya dalam hal politik, sosial dan ekonomi.
Namun hanya dengan memiliki kelebihan di atas tidaklah cukup. Indonesia perlu menarik lebih banyak investasi yang berhubungan dengan investasi dasar, seperti dalam bidang manufaktur, sumber daya dan pertanian yang merupakan sumber keunggulan komparatif yang sangat bisa diandalkan. Peraturan harus dibuat berdasarkan insentif yang propasar sehingga dapat memasukkan teknologi dan sistem managemen baru bersamaan dengan masuknya investasi tersebut.
Investasi yang luar biasa besar untuk infrastruktur fisik modern diperlukan guna mendukung pertumbuhan, khususnya di daerah. Bersamaan dengan investasi dalam infrastruktur fisik, investasi di bidang jasa yang memerlukan infrastruktur fisik juga perlu dilakukan. Hal ini termasuk jasa seperti telekomunikasi, teknologi komunikasi dan informasi, pendidikan, transportasi dan distribusi. Semua kegiatan di atas memerlukan koordinasi lintas sektoral dalam investasi dan pengaturan kebijakan, dan harus ditempuh dengan cara yang paling efisien. Keterkaitan antar kegiatan akan menjadi faktor penentu apakah Indonesia mampu mengambil manfaat yang sesungguhnya dari adanya integrasi ekonomi dengan pasar regional dan internasional.
2. Analisis SWOT
Kekuatan
Politik
- Terjaganya stabilitas politik dan sosial
- Gencarnya kampanye anti korupsi
Ekonomi
- Memiliki catatan pertumbuhan ekonomi yang tetap positif
- Dilengkapi dengan jasa pelayanan terpadu satu pintu /one stop integrated services (PTSP) bagi Investasi dan Nation al Single Window (NSW) bagi kegiatan logistik
- Pasar domestik yang besar, dengan pendapatan yang meningkat
Sumber Daya Alam
- Energi dan Mineral
- Pertanian dan Kehutanan
- Berpotensi bagi produk berkelanjutan dan ramah lingkungan (green product)
Kelemahan
Administrasi dan Regulasi/Peraturan
- Kurangnya harmonisasi dari proses
- Otonomi Daerah
- Kurangnya kemampuan administrasi yang baik, khususnya di daerah
- Isu‐isu dari WB Doing Business Index
Koordinasi Kebijakan
- Proses DNI yang tidak efektif
- Kurangnya koheren antara administrasi dan regulasi pemerintahan, baik di daerah dan pusat
- Kurangnya National Branding dan International Promotion
- PEPI tidak berfungsi secara efektif
- Ketidakjelasan kewenangan yang dipegang oleh PTSP
Daya saing yang ada
- Peraturan buruh yang tidak competitive/ tidak memiliki daya saing
- Kurangnya infrastruktur fisik diluar yang telah ada
- Kurangya perkembangan soft infrastruktur (pendidikan, peningkatan ketrampilan, kesehatan, kemampuan R&D dan jasa‐jasa penting lainnya)
- Logistik yang tidak efisien
Tren Integrasi
- Indonesia pasif dalam menghadapi FTA
Kesempatan
Setelah Krisis Global
• Kembali ke sumber‐sumber pertumbuhan
Tren dalam Integrasi
• FTA sebagai alat untuk meningkatkan investasi
• Perdagangan dan investasi yang lebih intensif telah tumbuh di Asia
Isu yang Berkembang
• Banyak pilihan potensi investasi terkait mitigasi perubahan iklim global
• Meningkatnya permintaan global untuk produk ramah lingkungan
Tantangan
• Kompetisi yang kuat dalam ASEAN FTA
• Strategi investasi BRICs dan Vietnam lebih baik
• Pertumbuhan domestic yang menguat di India dan China
• Sangsi perdagangan dan investasi terkait isu lingkungan
• Indonesia tidak dipertimbangkan dalam rantai suplai regional
referensi : Artikel Kadin Indonesia
0 comments:
Posting Komentar