Sejarah Rupiah

Kata “rupiah” berasal dari Kata “Rupee”, satuan mata uang yang berasal dari India. Indonesia telah menggunakan mata uang Gulden Belanda dari tahun 1610 hingga 1817. Setelah tahun 1817 yang mana dikenalkan mata uang Gulden Hindia Belanda.

Mata uang rupiah pertama kali diperkenalkan secara resmi pada masa pendudukan Jepang sewaktu Perang Dunia II, dengan nama rupiah Hindia Belanda. Setelah berakhirnya perang, Bank Jawa (Javaans Bank, selanjutnya menjadi Bank Indonesia) memperkenalkan mata uang rupiah jawa sebagai pengganti.

Satuan di bawah rupiah

Rupiah memiliki satuan di bawahnya. Pada masa awal kemerdekaan, rupiah disamakan nilainya dengan gulden Hindia Belanda, sehingga dipakai pula satuan-satuan yang lebih kecil yang berlaku di masa kolonial.



Berikut adalah satuan-satuan yang pernah dipakai namun tidak lagi dipakai karena penurunan nilai rupiah menyebabkan satuan itu tidak bernilai penting.

  1. Sen, seperseratus rupiah (ada koin pecahan satu dan lima sen)
  2. Cepeng, hepeng, seperempat sen, dari feng, dipakai di kalangan Tionghoa peser, setengah sen.
  3. Pincang, satu setengah sen.
  4. Gobang atau benggol, dua setengah sen.
  5. Ketip / kelip / stuiver (Bld.), lima sen (ada koin pecahannya).
  6. Picis, sepuluh sen (ada koin pecahannya).
  7. Tali, seperempat rupiah (25 sen, ada koin pecahan 25 dan 50 sen)
  8. Ada pula satuan uang, yang nilainya adalah sepertiga tali.
Satuan di atas rupiah
Terdapat dua satuan di atas rupiah yang sekarang juga tidak dipakai lagi.

  1.  Ringgit, dua setengah rupiah (pernah ada koin pecahannya).
  2.  Kupang, setengah ringgit






Referensi: www.google.com

0 comments:

Posting Komentar